Siklus Produksi

A. Definisi Siklus Produksi
Sklus produksi adalah aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk.Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi. dengan sistem informasi akuntansi akan membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu yang jelas untuk dijadikan masukkan bagi pembuat keputusan dalam perencanaan produk dan jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagiman merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta evaluasi kinerja terhadap produktivitas yang dihasilkan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secara lebih rinci tentang biaya dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Jadi, dalam membuat perencaaan biaya produksi, peranan sistem informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakam input penting dalam leputusan mengenai hal-hal berikut ini:

  1. Bauran Produk , produk apa yang ingin diproduksi
  2. Penetapan harga produk, Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
  3. Alokasi dan perencanaan sumber daya ( contoh apakah membuat atau membeli)
  4. Manajemen biaya, Merencanakan dan mengalokasikan biaya-biaya yang timbul




Figur siklus produksi

Diagram Arus Data Tingkat 0 dari Siklus Produksi (terhubung dengan menyeratkan ancaman)

B.  Aktivitas Siklus Produksi

Peranan akuntan dalam perusahaan dalam kegiatan siklas produksi umumnya berada pada siklus akuntasi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk berkoordinasi dengan siklus lain.

1. Desain Produk

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desai produk, tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara stimulan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Kedua, daftar operasi yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80 % biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. para akuntan dapat memberiakan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan meningkatkan jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk. Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik

2. Perencanaan dan Penjadwalan

Langah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan. Tujuan dari langkah ini adalah mengimbangkan rencana produksi yang cukup dan efisien untuk memenuhi peranan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.

Terdapat dua metode perencanaan produk yang umum digunakan:

a. Perencanaan sumber daya produksi 
MRP-II adalah kelanjutan dari perencaaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing karena barang diproduksi sebagai espektasi penerimaan pelanggan.

b. Sistem produksi Just in-time (JIT)
System Just in-time (JIT) memperluas prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan produksi JIT adalah meminjamkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing karena barang diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan.

Jadwal induk produksi (master production schedule-MPS) menspesifikasikan seberapa banyakproduk akan produksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Permintaan bahan baku mengesahkan pengeluaran jumlah bahan baju yang dibutuhkan . Dokumen ini berisi nomor perintah produksi.tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku disepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian-bagian yang dipindahkan, lokasi perpindahannya serta waktu perpindahan. Peran akuntan dalam aktivitas ini memastika bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga membantu perusahaan memilih antar MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan. 

3. Operasi Produksi 
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk. Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan berbagai bentuk teknologi informasi dalam proses produksi, seperti mesin yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated manufacturing (CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke produksi sesuai pesanan. 
Walaupun sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda di berbagai perusahaan, setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut, yaitu bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan, serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi. 

4. Akuntansi Biaya 
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya, yaitu :
a. Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat waktu. 
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya tersebut ke produk & unit organisasi tertentu . 
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan. 

Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah. Sebaliknya, perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi. 

Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan akumulasi dan mengenai empat jenis biaya: 
a. Bahan Baku Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi. 
b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor) Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal online di setiap bengkel kerja pabrik. 
c. Mesin dan Peralatan Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. 
d. Overhead Pabrik Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke pekerjaan atau proses tertentu. 

Untuk aktiva tetap, SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap. Informasi minimum yang seharusnya dijaga mengenai aktiva tetapnya yaitu nomor identifikasi, nomor seri, lokasi, biaya, tanggal perolehan, nama dan alamat pemasok, umur yg diharapkan, nilai sisa yang diharapkan, metode penyusutan, beban penyusutan, tanggal perbaikan, dan kinerja pemeliharaan. 

C. Tujuan Siklus Produksi 
Adapun tujuan siklus produksi yaitu: 
a. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik,
b. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya, 
c. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat, 
d. Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat, 
e. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan, 
f. Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif. 

D. Ancaman dan Prosedur Pengendalian dalam Siklus Produksi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal dan Jawaban SIA Bab 10 dan 11

Bab 9 Pengendalian Kerahasiaan dan Privasi

Mengimplementasikan Model REA dalam Database Relasional